Poster yang digunakan untuk menyuluh petani di desa Sido Makmur
PELITA PETANI
Blok ini dibuat debagai sarana pembelajaran dan informasi publik
Minggu, 30 November 2014
Sabtu, 29 November 2014
Rabu, 05 November 2014
Diversifikasi Pangan di Indonesia
Diversifikasi Pangan di Indonesia
Dari dulu hingga kini nasi merupakan
primadona bagi masyarakat negara kita. Jika belum makan nasi itu rasanya
seperti belum makan atau rasanya hanya makan makanan ringan yang tidak
mengenyangkan saja. Hal ini yang terjadi pada hampir seluruh masyarakat
Indonesia. Oleh sebab itu upaya pemerintah dalam penganekaragaman pangan atau
diversifikasi pangan terhambat. Diversifikasi pangan yang di artikan makan
tidak terpusat pada nasi sudah lama di di sosialisasikan namun efeknya tidak
banyak. Nasi tetap saja menjadi pangan
unggulan. Masih untung banyak ditemui produk mie instan yang bisa
”sementara” menggantikan nasi. Artinya rakyat sudah mulai mendiversifikasi
perutnya. Namun, itu hanya berlaku bagi yang masih mempunyai daya beli. Image atau citra bahwa pangan hanya
disimbolkan dengan beras semata adalah meruapakan inti permasalahannya. Padahal
masih banyak sumber pangan lain yang dapat kita manfaatkan untuk mengganti
ataupun melengkapi konsumsi beras ini. Ada singkong, ubi jalar, sagu, jagung,
kentang, dan masih banyak bahan alternatif lainnya yang nilai gizinya tidak
kalah, bahkan memiliki kelebihan dibandingkan beras.
Diversifikasi pangan menjadi salah
satu pilar utama dalam mewujudkan ketahanan pangan. Diversifikasi konsumsi
pangan tidak hanya sebagai upaya mengurangi ketergantungan pada beras tetapi
juga upaya peningkatan perbaikan gizi untuk mendapatkan manusia yang
berkualitas dan mampu berdaya saing dalam percaturan globalisasi (Himagizi,
2009).
Negara kita sangat subur bahkan ada
yang mengibaratkannya sebagai surga, tongkat kayu pun bisa menjadi tanaman.
Biji mangga yang dilemparkan begitu saja pun terkadang mampu tumbuh menjadi
pohon besar dan menghasilkan mangga baru. Rumput tumbuh begitu saja dimana-mana
tanpa dipupuk, dipelihara, bahkan ditanam pun tidak. Lantas mengapa bisa
terjadi krisis pangan? Pertama, beras mempunyai citra yang lebih baik dibanding
bahan pangan yang kain. Kedua, ketersediaan beras sepanjang waktu di berbagai
wilayah, lebih baik dibanding ketersediaan komoditas pangan lainnya. Ketiga,
teknologi pengolahan beras menjadi nasi amat mudah, menghasilkan rasa yang
tidak membosankan.
Untuk mengatasi
krisis pangan yang terjadi di Indonesia seperti yang ditunjukkan dengan angka
impor beras yang begitu tinggi program diversifikasi pangan ini dapat menjadi
salah satu kunci keberhasilan. Kesadaran individu dalam mengutamakan kesehatan
dapat mendorong suksesnya program diversifikasi pangan. Bila orang sadar bahwa
makanan beragam itu penting untuk kesehatan, maka semestinya setiap orang akan
makan makanan beragam setiap harinya. Kenyataan tidaklah demikian. Meskipun
mengerti akan hal itu, banyak orang yang tidak dapat melakukannya. Keterbatasan daya beli
umumnya merupakan alasan utama mengapa orang tidak bisa makan makanan secara
beragam. Karena tidak semua orang memiliki kemampuan yang sama dalam mengakses
pangan secara beragam, maka diperlukan upaya-upaya yang mendorong dan
memfasilitasi agar setiap orang memperoleh pangan dalam jumlah dan keragaman
yang cukup
Pada
perkembangan terakhir, Departemen Pertanian mengupayakan percepatan
diversifikasi pangan yang diharapkan tercapai pada tahun 2015 melalui dua tahap,
yaitu Tahap I tahun 2007 - 2010 dan Tahap II tahun 2011-2015. Untuk kurun waktu
tahun 2007-2010 kegiatan difokuskan kepada penciptaan pasar domestik untuk
pangan olahan sumber karbohidrat nonberas, sayuran dan buah, serta pangan
sumber protein nabati dan hewani melalui suatu kegiatan konstruksi sosial proses
internalisasi diversifikasi konsumsi pangan yang dilaksanakan melalui
peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap pentingnya diversifikasi
konsumsi pangan yang disertai dengan pengembangan sisi suplai aneka ragam
pangan melalui pengembangan bisnis pangan. Kurun waktu 2010-2015 difokuskan
pada penguatan kampanye nasional diversifikasi konsumsi dan pendidikan gizi seimbang di sekolah dan
masyarakat sejak usia dini . Terdapat empat kegiatan yang akan dilaksanakan,
yaitu (Badan Ketahanan Pangan, 2006) :
1.Kampanye nasional diversifikasi
konsumsi pangan berbasis sumberdaya pangan lokal baik untuk aparat pemerintahan
tingkat pusat dan daerah, individu, kelompok masyarakat maupun industri.
2.Pendidikan diversifikasi konsumsi
pangan secara sistematis sejak dini.
3.Peningkatan kesadaran masyarakat
untuk tidak memproduksi, menyediakan atau memperdagangkan, dan mengkonsumsi
pangan yang tidak aman.
4.Fasilitasi pengembangan bisnis
pangan melalui fasilitasi pengembangan aneka pangan segar, industri pangan
olahan dan pangan siap saji berbasis sumberdaya lokal.
Dengan adanya program - program diversifikasi pangan oleh pemerintah ini diharapkan rakyat Indonesia tidak lagi mengalami krisis pangan.
Daftar Pustaka
Badan Ketahanan Pangan. 2006. Direktori Pengembangan Konsumsi Pangan. Departemen Pertanian, Jakarta.
Himagizi. 2009. Diversifikasi Pangan. http://gizi.fema.ipb.ac.id/himagizi/?p=83. Diakses tanggal 4 November 2014.
Oleh : Inas Syarifah (13127)
Aeroponik-cara baru bercocok tanam tanpa sinar matahari
Kabar Agro - AeroFarms telah
mengembangkan sistem aeroponik lanjutan yang terbukti menumbuhkan tumbuhan
tanpa tanah atau matahari, sepanjang tahun dan di lokasi manapun. Sistem secara
vertikal stackable dan sangat cocok untuk bangunan gudang-tipe lama atau kosong,
yang berlimpah di perkotaan. Sistem memiliki pencahayaan 24/7 yang mengontrol,
suhu, dan kelembaban, mempercepat siklus pertumbuhan 35-70 hari menjadi 18-21
hari. Sementara teknologi aeroponic merupakan inti dari sistem, perkembangan
kepemilikan media tumbuh, pencahayaan dan desain mekanik semua terpisahkan
dalam membuat sistem AeroFarms unggul.
Berikut merupakan 5 bagian dari
aeroponik tersebut :
Aeroponik
Aeroponik adalah jenis cutting-edge
teknologi hidroponik yang menumbuhkan tanaman dalam kabut. Kabut aeroponic
paling efisien menyediakan akar dengan hidrasi, nutrisi dan oksigen yang
diperlukan. AeroFarms telah merancang sistem untuk menghilangkan penyumbatan
nosel dan mengurangi konsumsi air melalui nutrisi-sirkulasi kembali.
Kain
AeroFarms 'telah mengembangkan
media, kain proprietary yang dapat digunakan kembali. Sistem AeroFarms
menggunakan kain sebagai ban berjalan yang bergerak dari satu ujung tanaman
sistem di mana mereka diunggulkan ke ujung lain di mana mereka dipanen. Kain
tersebut memiliki sejumlah manfaat seperti daya tahan dan dapat digunakan
kembali, peningkatan kebersihan dan sanitasi, dan panen yang efisien dari
produk kering dan bersih.
Lampu LED putih
AeroFarms adalah perintis penggunaan
LED (light emitting diode) untuk sistem pencahayaan tumbuhan komersial. Ada
potensi besar untuk penggunaan LED di seluruh pengurangan biaya dan peningkatan
hasil. LED memiliki 10 kali harapan hidup lebih besar daripada lampu HPS,
menghasilkan biaya total kepemilikan yang lebih rendah. LED juga dapat dirancang
dalam bentuk linier dan persegi panjang yang memungkinkan keseragaman hasil
lengkap, dibandingkan dengan bola lampu HPS yang tidak merata mendistribusikan
cahaya untuk tanaman. Keuntungan lain dari LED adalah kemampuan untuk
menargetkan panjang gelombang cahaya tertentu, memungkinkan untuk mengurangi
konsumsi energi dan peningkatan gizi. Terakhir, LED dapat ditempatkan lebih
dekat dengan tanaman dari lampu HPS, memungkinkan lebih besar vertikal
tumpukan-kemampuan modul.
Manajemen Hama Terpadu
Bertumbuh dalam sebuah struktur
bangunan standar merubah tekanan terhadap hama dan lingkungan hama. Tanaman
tumbuh di mesin di dalam bangunan dan tidak keluar di tempat terbuka di mana
mereka menarik hama. Media kain tumbuh dibersihkan antara setiap siklus pertumbuhan
18-21 hari. Sebagian besar siklus hama lebih dari 21 hari yang merusak. Banyak
aspek lain dari desain tetap termasuk cara untuk meminimalkan paparan hama dan
reproduksi. Dengan desain AeroFarms tahan hama, pestisida tidak diperlukan.
Tidak ada bibit khusus yang dibutuhkan, jadi bebas pestisida dan benih organik
dapat digunakan.
Modularity
Ukuran dan konfigurasi sistem
AeroFarms sangat disesuaikan. Sistem terdiri dari modul, yang berfungsi sebagai
blok bangunan suatu sistem yang dapat ditumpuk secara vertikal atau terpasang
memanjang. Pendekatan modular memungkinkan fleksibilitas lokasi, hasil yang
lebih tinggi per kaki persegi, dan waktu instalasi lebih cepat.
Oleh:Ruth Asbella Br surbakti(13262)
Selasa, 04 November 2014
Phytoptera palmivora Penyebab Busuk Buah dan Kanker Batang Tanaman Kakao (Theobroma cacao)
Gambar 1.Tanaman kakao |
Gambar
2. Phytophthora palmivora
|
Penyakit
penting kakao baik di Indonesia maupun negara produsen lain adalah busuk buah (blackpod)
yang disebabkan oleh jamur Phytophthora palmivora Butl. Kerugian
akibat penyakit ini berbeda antar daerah atau negara. Pada umumnya besarnya
kerugian akibat penyakit ini mencapai 20-30% dan kematian tanaman 10% pertahun
(Rubiyo dan Widi,2013 cit ICCO, 2012). demikian juga terjadi pada
umumnya di negara-negara penghasil kakao di dunia. Serangan penyakit busuk buah
kakao yang disebabkan oleh P palmivora distribusinya telah meluas.
Keragaman patogenik dari dari Phytopthora sp, semuanya menjadi
ancaman terhadap penurunan produksi kakao (Guest, 2006). P. palmivora dapat
menyerang semua organ atau bagian tanaman, seperti akar, daun, batang, ranting,
bantalan bunga, dan buah pada semua tingkatan umur. Tetapi serangan pada buah
paling merugikan (Opeke and Gorenz, 1974),
Cara pemencaran jamur penyebab penyakit belum
diketahui dengan pasti. P. Palmivora pada durian diduga dapat
tersebar dalam kebun bersama-sama dengan butiran tanah, oleh bahan organik yang
terangkut oleh air atau oleh serangga sehingga dapat mencapai buah-buah di
pohon yang tinggi letaknya. Penyebaran penyakit juga dibantu oleh angin ke
daun, cabang dan buah. Penyakit akan semakin parah apabila curah hujan dan
kelembaban kebun tinggi. Jika curah hujan rendah, aktivitas miselium dan
meluasnya kanker batang berlangsung jauh lebih lambat. Pada cuaca kering pohon
yang terserang dapat bertahan lama, dengan gejala kanker yang kulit luarnya mengelupas.
gambar 2. busuk buah |
gambar 3. kangker batang |
Mula-mula
pada buah terjadi bercak kebasah-basahan, lalu warnanya berubah menjadi coklat,
coklat tua dan hitam. Setelah 5 hari pada bercak ini tampak jamur putih yang
terdiri dari miselium dan sporangium. Penyakit busuk buah ini juga dapat
terjadi pada buah yang letakknya tinggi. Hal ini diduga jamur dibawa oleh
serangga (labcomer.org). Selain busuk buah juga dapat menyebabkan kanker batang
pada tanaman kakao.
Kanker batang disebabkan oleh
jamur Phytophthora palmivora (Butl). Butl, sama dengan penyebab busuk
buah dan menginfeksi kulit batang atau cabang. Kelak dari sini jamur dapat
kembali menginfeksi buah. Jamur tidak dapat langsung menginfeksi batang yang
sehat, kecuali kalau terdapat luka-luka, misalnya luka karena serangga.
CARA
PENGENDALIAN dan PENGELOLAAN PENYAKIT:
- Cara kultur teknis: a)Perbaikan drainase tanah agar tidak terlalu basah (lembab); b)Memangkas daun-daun yang tidak produktif untuk mengurangi kelembaban kebun.
- Cara mekanis: a)Memotong (memangkas) bagian tanaman yang terserang berat, b)Menghindari luka mekanis pada bagian akar dan pangkal batang sewaktu pemeliharaan tanaman, c)Eradikasi tanaman terserang.
- Cara biologi: a)Pemanfaatan jamur antagonis seperti Trichoderma harzianum sebagai jamur antagonis dapat diaplikasi pada permukaan tanah untuk jamur tular tanah.
- Cara kimiawi: a)Mengerok atau mengupas bagian tanaman yang sakit, kemudian bekas luka diolesi dengan fungisida.
- Cara yang paling baik untuk mengendalikan kanker batang adalah dengan pengendalian penyakit busuk buah. Buah-buah yang bergejala harus segera dipetik dan dipendam. Hubungan antara busuk buah dan kanker batang harus selalu diingat.
- Perlu diusahakan agar infeksi pada kulit dapat segera diketahui. Pada bagian yang sakit kulit luar (kerak) dikorek, sehingga kulit dalam terlihat. Dulu dianjurkan agar jaringan kulit yang busuk dipotong sampai bersih, lalu luka ditutup Mempertahankan seresah sebagai mulsa disekitar pangkal batang.
- Memanen buah yang masak secara teratur, misalnya seminggu sekali, sambil membersihkan buah-buah yang sakit. Buah yang sakit, beserta dengan kulit buah (cangkang) dipendam cukup dalam, sehingga paling sedikit tertutup tanah setebal 10 cm.
- Dari kegiatan uji coba di beberapa lahan petani di Seram Bagian Barat dan Maluku Tengah, Kanker Batang dapat dikendalikan dengan memakai Kunyit, Pohon Kakao yang terkena Kanker di kupas pada bagian terserang kemudian di gosok dengan menggunakan kunyit.
- Yang dilakukan BBP2TP Ambon Pada Kegiatan Demplot Penyehatan kebun Kakao adalah penggunaan Trichoderma sp dan Penggunaan Kunyit, dan telah terbukti dapat mengatasi Penyakit Kanker Batang dimaksud. (ditjenbun.pertanian.org.id)
Guest,
D. 2006. Black Pod: Diverse Pathogens with a Global impact on Cocoa Yield.
The American Phytopathological Society, 97 (12)
:1650-1653
Opeke,
L. K and A. M. Gorenz. 1974. Phytophthora Pod rot: Symtoms and
Economic Importance. Dalam:P.H. Gregory(Eds.). Phytophthora Disease of Cocoa. Longman, London. p.
117-124.
Rubiyo,dan
Widi A. 2013.Ketahanan tanaman kakao terhadap penyakit busuk buah (Phytophthora
palmivora Butl.).Persperktif 12 (1):23-36.
Sukamto,
S., Semangun, H dan Harsoyo, A. 1997. Identifikasi Beberapa Isolat Jamur dan Sifat Antagonisitasnya
terhadap Phytophthora palmivora pada Kakao. Pelita Perkebunan 13 (3)
(http://ditjenbun.pertanian.go.id/bbpptpambon/berita-181-penyakit-kanker-batang-pada-tanaman-kakao.html) diakses
pada 4 november 2014 pukul 19.20
http://www.labscorner.org/opt/kb/index.php?comp=home.detail.91 diakses
pada 4 november 2014 pukul 19.45
oleh : Diyan Maslahmarad (14174)
HIDUP SEHAT DENGAN BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK
Gaya
hidup sehat atau kembali ke alam (Back to nature) telah menjadi tren baru masyarakat.
Ini dikarenakan masyarakat semakin menyadari bahwa penggunaan bahan-bahan kimia
tidak alami seperti pupuk kimia, pestisida sintesis serta hormon pertumbuhan
dalam produksi pertanian, ternyata dapat menimbulkan efek negatif terhadap
kesehatan manusia dan lingkungan. Umumnya residu pestisida pada produk
pertanian sangat tinggi, karena masih banyak petani yang sering menyemprotkan
pestisida pada saat panen bahkan sampai tiga hari menjelang panen. Itu
dilakukan untuk menghindari gagal panen karena serangan hama dan penyakit. Bagi
manusia, senyawa kimia tersebut berpotensi menurunkan kecerdasan, menggangu
kerja saraf, menganggu metabolisme tubuh, menimbulkan radikal bebas, menyebabkan
kanker, meningkatkan risiko keguguran pada ibu hamil dan dalam dosis tinggi menyebabkan
kematian.
Mengatasi
masalah yang ditimbulkan oleh pertanian anorganik tersebut, maka muncullah suatu
sistem pertanian yang lebih ramah lingkungan tanpa menggunakan pupuk buatan dan
pestisida, aman untuk dikonsumsi, tetapi mengandung nutrisi yang cukup serta
masih dapat memenuhi kebutuhan pangan yang kini dikenal dengan sistem pertanian
organik Sistem Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang
menghindari penggunaan pupuk buatan, pestisida dan hasil rekayasa genetik,
menekan pencemaran udara, tanah, dan air. Di sisi lain, pertanian organik
meningkatkan kesehatan dan produktivitas di antara flora, fauna dan manusia.
Dalam
artikel ini akan membahas tentang sayuran organik. Sayuran organik adalah
sayuran yang dihasilkan dari pertanian dengan tidak melibatkan masukkan
sintetis modern seperti pestisida sintetis dan pupuk kimia. buah dan sayuran
organik mengandung lebih banyak nutrisi, termasuk metabolit sekunder dan
vitamin C. Metabolit sekunder berfungsi untuk meningkatkan sistem kekebalan
tubuh dan melindungi tubuh dari radikal bebas yang dapat merusak sel. Makanan
organik mengandung fenolat, tanin, flavanon, karotenoid dan resveratrol yang
berfungsi sebagai pembakar lemak dan dikatakan membantu mencegah kanker,
diabetes dan penyakit jantung.
Dari
sisi kesehatan perbedaan sayuran organik dan non-organik, tentu sayuran organik
lebih sehat daripada non- organik. Mengonsumsi sayuran non-organik bisa
dibilang seperti menumpuk racun sedikit demi sedikit ke dalam tubuh. Bagaimana
tidak, bila kandungan sayuran non-organik tersebut terisi dengan segala macam
obat kimia, tentu saat kita mengonsumsinya secara tidak langsung kita juga
mengonsumsi obat-obatan tersebut.
Kandungan
sayuran organik dibanding sayuran non-organik bisa dibilang memang lebih baik.
Namun, ada beberapa kendala atau tantangan dalam mewujudkannya. Pertama,
kandungan tanah yang harus alami tanpa adanya sentuhan bahan- bahan kimia,
padahal tanah di Indonesia banyak yang sudah tercemar baik oleh polusi tanah
maupun udara. Tanah yang benar- benar alami dan belum tersentuh oleh bahan
kimia mungkin bisa didapat di daerah pegunungan yang masih belum dijamah
manusia. Namun, lagi- lagi masalah lain muncul yaitu untuk merealisasikannya
dibutuhkan modal yang tidak sedikit.
Kendala
lain yaitu masih belum banyak masyarakat yang mengerti arti pentingnya
kesehatan. Masih banyak masyarakat yang berkata bahwa sayuran organik itu mahal
sehingga mereka lebih baik mengonsumsi seadanya saja tanpa peduli bagaimana
kandungan kesehatannya. Padahal, bila dipikirkan lebih dalam dan panjang,
mengonsumsi sayuran organik berbiaya murah, sebaliknya dengan sayuran non-
organik. Beberapa tahun ke depan akan terbukti bahwa biar bagaimana pun juga
yang alami itu jauh lebih baik daripada yang buatan, secanggih apapun itu.
Kandungan
sayuran organik dibanding sayuran non-organik ibarat dua sisi mata uang yang
berkebalikan. Meskipun demikian, untuk mewujudkannya dibutuhkan persiapan yang
matang dan tidak sederhana. Mulai dari tanah (media bercocok tanam) sampai
dengan proses, semuanya tidak boleh menggunakan bahan- bahan kimia.
Disusun Oleh : Grandy Ali Mufti (13512)
Disusun Oleh : Grandy Ali Mufti (13512)
Sumber :
Langganan:
Postingan (Atom)
Mengenai Saya
- Pelita Petani
- sleman, yogyakarta, Indonesia